Total Tayangan Halaman

Kamis, 07 Maret 2013

Ketika Amanah Itu Datang



Sungguh halus cara Allah men-tarbiyah kita melalui suatu ungkapan sederhana yang tak asing di telinga kita. Kadang ia datang, lalu pergi, lalu kembali lagi dengan wujud yang berbeda, dengan bobot yang berbeda pula. Namun yakinlah, ia merupakan bentuk kasih sayang Allah bagi mereka yang tetap setia dan yakin akan janji-Nya. Dan sejujurnya kita membutuhkannya, butuh akan sarana pembuktian siapa yang paling benar imannya.

"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, ‘Kami telah beriman,’ sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta." ( Al-Ankabut  : 2-3)”

Ya amanah, ada yang mengatakan dibalik kekuatan yang besar, maka lahir pula tanggung jawab yang besar. Ya kekuatan itu bisa diartikan macam-macam, tapi mungkin bisa dikatakan jika berkaitan dengan jiwa, maka itu berupa pemahaman. Semakin kita memahami sesuatu, maka lahir pula sikap yang sesuai pemahaman tersebut. Pemahaman tersebut terkadang mewujud dalam kedewasaan yang pada akhirnya datang menjadi amanah.
Ya amanah, karena amanah layaknya menjadi ujian yang membuktikan kedewasaan akan pemahaman yang terasakan. Bagi orang yang memahami sesuatu, ia akan bergerak sesuai dengan pemahamannya, ia tidak akan tinggal diam dan dalam pergerakannya terkadang tanpa disadari ia mendapatkan segenggam amanah akan pemahamannya tersebut.Amanah yang diberikan dari Allah  untuk bergerak berdasar pemahaman kedewasaan yang dimiliki.
Ya amanah, terkadang amanah akan datang sendiri kepada siapa yang memang layaknya sudah siap menerimanya. Amanah menjadi seorang pemimpin institusi, menjadi seorang suami/istri atau mungkin menjadi seorang ayah/ibu. Sungguh Allah memberikan amanah kepada kita karena memang Allah swt tahu yang terbaik untuk hamba-Nya.
Amanah, merupakan bentuk perhatian Allah kepada kita. Amanah bisa menjadi merupakan bentuk kesesuaian dengan kemampuan kita. Tidak peduli seberapa besar dan jauh kita menginginkan sesuatu dalam bentuk amanah, jika memang tidak sesuai dan belum saatnya maka Allah tidak akan memberi atau menangguhkan hingga saatnya tiba. Dan sesungguhnya dibalik segala sesuatu ada hikmah yang terbaik untuk kita.
Amanah akan datang ketika kesesuaian berbanding lurus dengan kemampuan kita, walau terkadang kita tidak menyadari kemampuan kita. Karena Allah tidak akan pernah memberi sesuatu diluar kemampuan hamba-Nya dan Allah akan menitipkan sesuatu ketika kita mampu mengangkatnya dipundak kita.
Semoga Allah menguatkan yang lemah dalam hati ini untuk menerima, menjaga dan menjalankan amanah apapun itu ketika datang, minimal amanah utama kita sebagai seorang abid. Dan semoga mampu mempertanggung jawabkannya ketika dihadapan-Nya kelak, amin.
Wallahu a’lam bish-shawab.

Add caption

Tidak ada komentar:

Posting Komentar