Sungguh halus cara Allah
men-tarbiyah kita melalui suatu ungkapan sederhana yang tak asing di telinga
kita. Kadang ia datang, lalu pergi, lalu kembali lagi dengan wujud yang
berbeda, dengan bobot yang berbeda pula. Namun yakinlah, ia merupakan bentuk kasih
sayang Allah bagi mereka yang tetap setia dan yakin akan janji-Nya. Dan
sejujurnya kita membutuhkannya, butuh akan sarana pembuktian siapa yang paling
benar imannya.
"Apakah manusia itu
mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, ‘Kami telah beriman,’ sedang
mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang
sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan
sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta." ( Al-Ankabut :
2-3)”
Ya amanah, ada yang mengatakan
dibalik kekuatan yang besar, maka lahir pula tanggung jawab yang besar. Ya
kekuatan itu bisa diartikan macam-macam, tapi mungkin bisa dikatakan jika
berkaitan dengan jiwa, maka itu berupa pemahaman. Semakin kita memahami
sesuatu, maka lahir pula sikap yang sesuai pemahaman tersebut. Pemahaman
tersebut terkadang mewujud dalam kedewasaan yang pada akhirnya datang menjadi
amanah.
Ya amanah, karena amanah layaknya
menjadi ujian yang membuktikan kedewasaan akan pemahaman yang terasakan. Bagi
orang yang memahami sesuatu, ia akan bergerak sesuai dengan pemahamannya, ia
tidak akan tinggal diam dan dalam pergerakannya terkadang tanpa disadari ia
mendapatkan segenggam amanah akan pemahamannya tersebut.Amanah yang diberikan
dari Allah untuk bergerak berdasar
pemahaman kedewasaan yang dimiliki.
Ya amanah, terkadang amanah akan
datang sendiri kepada siapa yang memang layaknya sudah siap menerimanya. Amanah
menjadi seorang pemimpin institusi, menjadi seorang suami/istri atau mungkin
menjadi seorang ayah/ibu. Sungguh Allah memberikan amanah kepada kita karena
memang Allah swt tahu yang terbaik untuk hamba-Nya.
Amanah, merupakan bentuk
perhatian Allah kepada kita. Amanah bisa menjadi merupakan bentuk kesesuaian
dengan kemampuan kita. Tidak peduli seberapa besar dan jauh kita menginginkan
sesuatu dalam bentuk amanah, jika memang tidak sesuai dan belum saatnya maka
Allah tidak akan memberi atau menangguhkan hingga saatnya tiba. Dan
sesungguhnya dibalik segala sesuatu ada hikmah yang terbaik untuk kita.
Amanah akan datang ketika
kesesuaian berbanding lurus dengan kemampuan kita, walau terkadang kita tidak menyadari
kemampuan kita. Karena Allah tidak akan pernah memberi sesuatu diluar kemampuan
hamba-Nya dan Allah akan menitipkan sesuatu ketika kita mampu mengangkatnya
dipundak kita.
Semoga Allah menguatkan yang
lemah dalam hati ini untuk menerima, menjaga dan menjalankan amanah apapun itu
ketika datang, minimal amanah utama kita sebagai seorang abid. Dan semoga mampu mempertanggung jawabkannya ketika dihadapan-Nya
kelak, amin.
Wallahu
a’lam bish-shawab.
Add caption |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar